Dibalik Nada-nada, Dibalik yang Ada-ada

, , No Comments

 Ouh Baby baby it’s a wild world..

Sepenggal lirik dari Mr. Big, band legendaris yang pernah berjaya pada dekade 80 - 90-an yang menjadi pilihan shuffling (acak) dari playlist-ku malam ini. Sekilas terkesan cengeng dan “melayu” untuk mereka-mereka yang tidak bijak dalam memandang. Volume memang sengaja tidak ku setel keras-keras. Sayup-sayup tapi tidak sendu. Sebagai bentuk perhatian sistem pengendali tubuh (otak) kepada indra pendengaran – lewat otak – yang mulai lelah setelah seharian menangkap beribu kilobytes suara dari ritmis-ritmis alam. Mungkin saja.

Rasanya ada yang berbeda ketika getaran nada dari lagu Baby,it’s a wild world ini sampai di telinga. Otot-otot jidat yang sedari siang tadi berkontraksi, mulai mengendur, luwes. Hingga rasa kaku lenyap dan seakan tidak ada guratan garis yang membentuk kesan serius di nonong ini. Selesei lagu ini, aku belum puas mendengarkannya. Sekali lagi.

Untuk kesekian kalinya, pemutar lagu atau dalam bahasaku winamp, tiba pada bagian reff. Aku lepaskan kehendak mulut ini, biarkan ia merasuki roh lagu. Mengikuti nada-nada bimbang eropa, katanya.

Implisit, ada kekuatan yang lebih besar dibalik rentetan nada lagu ini. Kekuatan yang terlambat aku sadari. Yang menggetarkan dada dan meluweskan sensor telinga. Yang kemudian daripada itu, yang bersembunyi-sembunyi adalah lirik. Susunan kata-kata yang membawa pesan penulis lagu kepada para pendengar.

Jika nanti sedikit lebih jauh, ini berarti akan membaku, membawa aku ke persoalan -ku dan cerita-ku. Aku hentikan disini karena tidak ingin berlama-lama dikubangan itu. Galau atau kalut atau bimbang atau apalah itu namanya hanyalah sebutanmu. Untukku, hanya sedang berada diruang dan waktu tertentu. Bukannya menghindar, semua ini dinamis. Ini bukan apa-apa dan tidak berarti untuk siapa-siapa, mirip konsep kefanaan. Masih banyak hal-hal baru yang layak dan harus aku perjuangkan diatas kemungkinan dan ketidakmungkinan. Ketidakpastian.

Ini masih pagi. Seisi rumah masih terjaga dengan selimut-selimut hangatnya. Aku seperti biasa, masih setengah duduk dan mencari.  

0 komentar:

Posting Komentar