22.22 belum juga
menemukan kata yang tepat untuk memulai tulisan ini karena memang belum bertemu
apa yang mengguncangi batin. Seluruh kerisauan ini masih terus bergumul di
fikiran dan hati sedari sore tadi. Berbagai hal sempat menyangkut disini, namun
langsung lenyap dan selalu menyisakan tanda tanya. Entah apa yang aku rasakan,
yang jelas tidak ada yang aku pikirkan untuk saat ini.
Inikah manusia bebas? Terlalu
cepat dan gegabah untuk mempertanyakan itu sekarang. Tubuhku masih terselubungi
keangkuhan, kebohongan dan kebusukan manusia muda abad ini. Fikiranku
terbungkus ke fanaan materi dan pandangan-pandangan palsu akan surga dunia.
Batinku masih tertatih untuk merasakan rasa sebagai manusia pada hakikatnya.
Sungguh malu aku atas kenistaanku ini. Jangan kau lihat jangan kau bicarakan.
Aku pun tak sudi melihat dan membicarakan.
Lalu sebenarnya apa aku
ini? Sadar, otak ini dituntut untuk berfikir. Namun jalan pikiranku sekarang
mengambang. Entah bagaimana ceritanya, hingga aku bingung mengungkapkannya. Dan
aku pun belum merasakan kedekatan-Nya. Inikah yang dinamakan penolakan alam?
Alam, aku sadar salahku.
Aku sadar segala dustaku. Aku sadar sedihku. Namun aku sedang mencoba
membalikan semua. Meramal apa yang akan terjadi nanti. Dan mencoba memilih
jalan yang aku anggap nyaman. Namun, aku sendiri dan galau. Aku takut membuka
mata untuk hari esok, aku menutup rapat ingatan dihari kemarin, aku menipu hari-hariku
kini. Aku benar-benar buntu akal dan nurani.
"I need someone who hears",
satu kutipan lirik dari lagu till kingdom come milik coldplay yang sedari tadi
mencabuli fikiranku. Seseorang itu siapa? Aku fikir kamulah hei alam. Aku ingin
kembali berjumpa denganmu. Tidur bersamamu. Aku ingin kau menuntunku hingga aku
tau bagaimana cara untuk mengungkapan kegundah an ku saat ini. Aku ingin
pulang, ingin menengok rumah, ingin merasakan ketentraman, ketenangan, dan
kenyamanan.
Mungkin sudah saatnya..
kemarin aku nanya, kenapa ya orang yg suka naik gunung kok kayak ketagihan dan terus dilakukannya.
BalasHapussetelah baca tulisanmu ini, sedikit terjawab pertanyaanku :D
aku aja masih bingung sampe sekarang, kenapa naik gunung itu jadi semacam racun. sekali naik bakalan ketagihan terus. Ada kutipan dari seorang pendaki hebat mas, "Because its there" george mallory. Mungkin itu lah jawabanya :D
BalasHapus