Assalamualaikum.
Saya adalah salah satu dari sekian ratus siswa yang belajar, mencari pengalaman, bermain, bertukar pikiran, menggali sudut kreasi, berteriak, pernah menangis mungkin, libil, diskusi, tidur, makan di SMA Negeri 6 Yogyakarta.Di 'rumah' kami ini, mulai dari pagi sekitar pukul tujuh kita berinteraksi hingga pikiran kita jenuh. Dan akhirnya go home hahaha
Banyak cerita yang udah kita buat di rumah kita. Mulai dari a-z. Bentuknya macem-macem. Kayak nano-nano gitu. Manis, asem, pait, asin. Yang jelas semua ceritanya biin ngakak kalo di critain lagi. Kita udah ngrasa kayak sodara. Satu ngrasain susahh semua ikut susah. Begitulah prinsip awal yang kita pegang. Solidaritas, persaudaran dan yang utama belajar. Namche 2011, begitu bangganya diri kami menyebut nama itu, dan nggak sombong tapi. tidak lupa juga bahwa kami akan terus belajar dan belajar. Kami memang sangat nakal pada saat itu hahaha berasa udah lulus 20 tahun an aja ya bro.
Masing-masing dari kami punya impian. Dan awalnya kami berharap impian itu akan dapat mulus jalanya dengan dukungan dari rumah kami, Namche. Tapi... ternyata setelah kita merasakan, ya beginilah adanya. Sekolah terlalu bodoh menurut saya dalam memagari kreatifitas anak muda yang menjadi anak didiknya. Saya selalu geram dan gregetan ketika hak-hak kami berkembang dan berkarya di hadang-hadangi oleh aturan yang dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran pembentukan pribadi anak sma 6 yang kolot, gemar belajar matematika, fisika, kima, ekonomi atau sejenisnya sebatas teori saja. Tapi saya tidak berdaya apa-apa, karena saya menyadari posisi saya sebagai siswa disini. Tapi perasaan emang gak bisa diboongi ya. Apa kita sudah saatnya frontal meyuarakan aspiarsi kita? jangan, kita terlihat primitif dan radikal. Sedangkan tujuan kita dan dasar kita bergerak adalah REFORMASI!! Sudahi kezaliman ini!! Kita sangat tertekan dan di bawah tekanan setiap yang kita perjuangkan hanya dijadikan taplak meja atau keset yang bertuliskan "welcome". ahh..biarlah, bila siswa-siswa didikanya(didikan?tidak. mengajar bener) besok banyak yang jadi begundal bramocorah, jangan salahkan lingkungan jangan salahkan pemerintah. Liatlah hai sekolahku, bagaimana cara kamu memberi ilmu kepada anakmu, bagaimana mendidik moral anakmu, bagaimana kamu mengajarkan kepemimpinan, bagaimana anda menjalankan kepercayaan dari undang-undang, dan lihatlah bagaimana andaanda MENGGERUS POTENSI-POTENSI YANG LUAR BIASA yang ada pada anak-anak anda yang lama kelamaan pasti akan pudar apabila cara anda mengajar masih sama seperti ini, mubazir. Kami butuh ilmu tentang kehidupan juga, bukan hanya teori. Kalau teori dihafalkan saja bisa pak!!
Coba, kita ambilcontoh yang simpel saja. Suruh anak didik anda memaku di dinding, saya berani jamin pada bilang capek. Silahkan ambil kesimpulan sendiri
Dan banyak lagi yang ingin saya suarakan disini, mungkin lain kesempatan. Oiya, sekolah saya juga merupakan sekolah berbasis LINGKUNGAN HIDUP LHO. tertawa geli saya :))
yaudah lah, udah malem. goodbye deh, makasih
0 komentar:
Posting Komentar