PILIH 1


Saya lihat tulisan bulan April dan Oktober, selalu terkenang saat itu. Saat dunia adalah milik kami, aturan ada untuk kami langgar, dan tertawa adalah makanan kami..
Ya, cukup saya masukan dalam berkas memori saja. Dan akan menjadi endapan cerita yang pastinya sangat seru apabila diencerkan kembali 20 tahun lagi.

November awal ini, titel mahasiswa sudah melekat pada diri saya. Sekarang orang-orang sekitar mulai menganggap saya sebagai manusia intelektual, baik secara intelegensial, emosional ataupun spiritual. Bukan saatnya bagi saya bermain-main lagi, karena sekarang adalah waktu bagi saya untuk membuktikan pada lingkungan bahwa saya bisa, saya bermanfaat, dan saya pantas diharapkan.

FH UII, nama besar yang juga diikuti civitas alumni nya yang tenar dan kondang. Hmm, meneruskan perjuangan akademis saya di sini. Kesan pertama memasuki kampus ini.. Elite. Padahal menurut sejarah yang saya dengar, kampus FH UII merupakan Univ tertua di Indonesia karena Kampus ini berdiri tahun 1945, sekaligus kampus perjuangan, karena tidak diragukan lagi para pendiri-pendirinya. founding fathers dari bangsa Indonesia seperti kahar muzakir, moh hata, mas said menjadi pelopor berdirinya UII. Paradoks yang mungkin sudah diketahui secara umum. Betapa tidak?
- Mahasiswa-mahasiswi UII, sering kali tidak bisa membedakan mana busana yang dipakai untuk "ngehedon" dan mana busana yang digunakan untuk mencari ilmu dalam sebuah institusi terhormat. (classic)
- Tersedianya tempat sampah tidak dihiraukan oleh perokok-perokok kampus ini, maih banyak yang membuang puntung sembarangn di lantai, di genteng, bahkan di pot bunga. Sangat...
- Fenomena para mahasiswa-mahasiswi UII yang memakirkan kendaraanya di luar. Penyebabnya, mungkin tempat parkir UII dirasa kurang luas. Bisa juga, masalah parkir yang tergolong ribet di FH UII (keluar kampus harus tunjukan STNK). Atau, takut bagian motornya ada yang lecet (?). Padahal pihak kampus memberlakukan sistem demikan agar para terciptanya iklim kondusif di FH UII. Sayang, maksud pihak kampus sering tidak dipahami oleh mahasiswa
- Sekarang adanya wajib presensi 75% di kalangan mahasiswa, yang sangat tidak jelas sekali maksud dan aturanya. Hal ini hanya membingungkan mahasiswa saja.